SPEKTA SEALER .. METODE SUNAT CANGGIH ANAK HEBAT 081.565.29661
Rumah sunat semarang 081-6699-761
Sebuah fenomena di rumah sunat semarang tlogosari yang sering dijumpai pada saat libur sekolah adalah antrian untuk ber khitan. Demikian pula saat Musim liburan sekolah seperti ini, banyak sekali yang antri anak khitan di rumah sunat semarang tlogosari. Dilihat dari usia dan penampilan Rata rata anak kleas 5 SD. Berdatangan bukan hanya dari daerah kota semarang saja, akan tetapi juga di seputaran kota Kendal, ungaran, salatiga, bawen dan lain lain. Salah satu daya tarik untuk memilih khitan di rumah sunat semarang tlogosari salah satunya adalah banyaknya pilihan metode khitan terkini, metode yang selalu upgrade dan juga pasti terbaru. metode sunat klemp, metode sunat lem, metode sunat laser, metode sunat stapler dan yang paling terbaru adalah metode sunat spekta sealer. Sebuah metode sunat yang selalu menjadi pilihan hampir semua anak yang hendak berkhitan. Sunat spekta sealer sunat yang langsung jadi tanpa adanya alat menempel serta bentuk yang langsung jadi.
Sejarah mencatat Pada jaman dahulu, anak-anak biasa disunat pada saat mereka telah lulus SD atau bahkan telah menjadi murid SMP. Berbeda dibanding pada jaman Di saat ini, usia kebanyakan anak sunat relatif lebih muda. Apakah ini terkait dengan masalah keberanian anak? Memang, di berbagai daerah, terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan sebagai penanda datangnya masa dewasa. Dalam budaya patriarki, beberapa upacara dilakukan sebagai penanda bahwa seorang anak lelaki sanggup menanggung rasa sakit dan mengalahkan kesakitannya dengan gagah berani. Tak jarang, berbagai upacara transisi menuju dewasa tersebut mempersyaratkan kondisi fisik yang prima, yang tentu saja diawali dengan kesiapan mental yang membaja. Bagi mereka yang telah berhasil melalui ’ujian’ tersebut, mereka pantas disebut lelaki sesungguhnya. Pun sunat yang menjadi salah satu perintah bagi lelaki muslim juga membutuhkan kesiapan mental dan fisik yang memadai. Ada suatu peristiwa yang cukup menggelitik ketika seorang teman yang berniat menyunatkan putranya dan sudah woro-woro mengundang syukuran kaum kerabat dan para tetangga terpaksa menanggung malu karena anaknya melarikan diri sesampai di klinik. Tentunya kita tidak bisa menyalahkan si anak yang ternyata belum siap menghadapi rasa takutnya. Bisa jadi, anak yang semula mengatakan berani menjadi ciut nyalinya justru ketika ia sampai di ruang khitan, ketika melihat berbagai peralatan, atau bahkan ketika baru sampai di tempat parkir klinik. Bisa juga terjadi calon peserta khitan mendadak pucat, menangis, atau bahkan pingsan ketika mendengar jerit pilu peserta khitan yang lain jika yang diikutinya adalah sunatan massal.
Akan tetapi kejadian tersebut diatas tidak ada dialami ketika khitan di rumah sunat semarang tlogosari. Ada hal pembeda antara khitan di rumah sunat semarang tlogosri dibandingkan dengan khitan di tempat lain, Di rumah sunat semarang tlogosari menggunakan metode bius ramah anak, dimana anak diajak kenalan terlebih dahulu dengan dokter sunat nya, sehingga terjadi rasa keakraban dan rasa kekeluargaan dengan dokter sunat nya, hal ini yang membedakan rumah sunat semarang sebagai tempat sunat favorit bagi masyarakat semarang dan sekitarnya,
Selama disunat anak akan merasa nyaman dan enjoy karna selama pelaksanaan anak diajak ngobrol atau disuruh main game dari hp yang di bawa.
Selain itu rumah sunat semarang tlogosari banyak pilihan metode sunat modern yng membuat anak nyaman dan orang tua pun tidak ribet dalam perawatan sunat anak di rumah.
Juga pelayanan konsultasi khitan maupun pasca khitan akan tetap dilayani 24 jam, itu yang membuat orang tua merasa nyaman.
Sebuah metode terbaru dan canggih yang membuat anak akan merasa nyaman dan senang ketika berkhitan. Sebuah metode spekta sealer yang menjadi idola baru untuk urusan khitan yang nyaman tidak sakit sama sekali.
Dari semua testimoni dan pengalaman dari yang telah khitan, anak Kebanyakan pilihan anak jatuh pada metode spekta sealer ini, karna selama khitan dan masa pasca khitan anak merasa nyaman dengan menggunakan metode spekta sealer. Sebuah proses khitan yang hampir tidak ada rasa sakit baik saat pelaksanaan maupun pasca khitannya pun tidak ada perawatan khusus. Hanya minum obat tanpa harus merawat atau mengganti perban. Sunat yang langsung jadi dan enak serta enjoy.
Seperti yang dituturkan oleh bapak dudung yang hendak meng khitankan anaknya yang sebenarnya masih kelas 3 sd. Bahkan pak dudung pun seolah tidak percaya ketika anaknya minta sunat. Untuk lebih yakin pak dudung pun bicara sama anak jagoannya, apakah benar benar sudah berani atau hanya ikut ikutan temannya.
Belajar dari berbagai hal seperti kisah di atas, tampak bahwa orangtua mempunyai kesempatan berperan memotivasi putranya jika memang itu benar benar atas kemauan sang anak sendiri. Seperti yang di utarakan pak dudung sebagai berbagi cerita kepada koresponden.
Banyak hal yang membuat anak takut sunat, sebuah candaan atau hanya guyonan kadang bisa berakibat fatal terhadap mental dan kesiapan anak sebelum menjalankan proses sunatnya. Sebuah omongan yang kadang tidak disengaja tapi itu justru tertanam ke benak anak yang menyebabkan takut terlebih dahulu sebelum masukke ruang tindakan. Ada beberapa kiat yang bisa di jadikan contoh untuk menciptakan anak supaya berani berkhitan.
Contoh salah satu hal yang bisa untuk meningkatkan mental dan kemauan untuk berkhitan coba Tawarkan hadiah jika dipandang perlu Secara umum, anak-anak suka mendapatkan penghargaan. Meskipun demikian, tidak semua pencapaian anak perlu mendapatkan hadiah berupa barang. Beberapa anak mungkin senang diberi hadiah jalan-jalan, beberapa bahkan lebih senang kalau diajak berbagi di panti asuhan atau ke orang-orang yang membutuhkan. Orangtua hanya perlu memperhatikan kecenderungan anak pada saat tersebut. Pengalaman saya, dengan anak yang melek teknologi dan berhasrat memainkan gawai, maka saya mengatakan pada anak pertama saya bahwa saya akan membelikan IPad dengan uang saya dan uangnya (saya biasakan anak untuk tidak sekadar menerima tetapi juga berperan dalam mendapatkan apa yang dikendakinya). Tidak lupa pesan bahwa gawai yang akan didapatkannya nanti bukanlah sekedar mainan tetapi alat belajar dan berkomunikasi. Deal. Pada anak kedua, saya tidak menjanjikan hadiah karena si kakaklah yang justru bersemangat ingin memberi hadiah, ”Dik, besok kalau Adik sunat, kakak kasih lima ratus ribu ya.” Luar biasa, si kakak yang baru duduk di bangku kelas 6 saat si adik sunat, benar-benar menepati janjinya memberikan uangnya yang jumlahnya cukup fantastis tersebut (saya membiasakan anak untuk tidak suka menghabiskan uang sakunya sehingga mereka punya tabungan sendiri atau saya menyimpankan uang mereka). Bukan hanya itu, si kakak yang masih ingat kebahagiaannya mendapatkan amplop dari para tetangga juga mengatakan pada adiknya bahwa si adik akan bisa membeli HP dengan uang yang akan diterimanya setelah ditambah dengan uang dari ibu bapak dan hadiah kakak.
Tunjukkan anak-anak hebat di dekat mereka Jangan gengsi untuk memuji anak lain di hadapan anak-anak kita, terutama terkait dengan mereka yang telah berani sunat. Ajak anak mengunjungi anak-anak yang telah disunat dan katakan pada anak-anak kita bahwa anak yang mereka kunjungi itu pintar dan pemberani, apalagi bila mereka lebih muda daripada anak-anak kita. Biarkan anak mengambil keputusannya Berbagai usaha sebagaimana telah disebutkan di atas tidak selalu membuahkan hasil sebagaimana harapan. Biarkan anak berproses untuk mengiyakan sugesti kita. Pengalaman saya dulu, ketika anak ditanya kapan berani sunat, jawaban awalnya adalah, ”Besok kalau SMA.” Jangan risau dengan jawaban yang mungkin tidak sesuai harapan kita, karena itu bisa berubah sesuai alam pikiran anak. Yang kami lakukan adalah kembali mewacanakan hal tersebut berulang-ulang di saat yang tepat. Apa yang terjadi kemudian bahkan mungkin sesuatu yang di melebihi harapan. Si sulung menjadwalkan sendiri waktu sunatnya saat dia kelas 5 SD, sementara saya sedang menempuh studi di luar kota dan hanya pulang di akhir pekan. Masih saya ingat betul waktu itu dia mengirimkan SMS kepada saya di hari Kamis malam dan memastikan bahwa saya pulang Jumat malam. Ia mengabarkan bahwa ia mau sunat di hari Sabtu pagi. Kaget dengan pernyataannya, saya lalu menelpon ke rumah. Saya tanyakan pada suami tentang kemauan anak kami tersebut dan menanyakan bagaimana sebaiknya. Beberapa hari sebelumnya memang saya mengatakan bahwa seorang anak,
sebagaimana beberapa anak tetangga yang kebetulan juga sunat tidak lama berselang, akan cepat menjadi tinggi. Baca Juga: Liburan Penuh Kesan untuk Anak Suami menjawab, okay saja mumpung anak sedang bersemangat dan berani. Yang lebih mengagetkan ternyata si anak juga telah SMS eyangnya mengabarkan bahwa besok hari Sabtu dia akan disunat. Sampai kembali di rumah pada Sabtu dini hari, maka kami segera bersiap untuk menuju klinik khitan hari itu sebagaimana kesepakatan kami.
Tidak jauh beda dengan sang kakak, si adik pun membuat jadwal sunatnya sendiri. Bedanya untuk si adik, kami sempat menunda-nunda permintaannya yang menurut kami kurang tepat waktunya. Pernah dia meminta sunat pada saat puasa Ramadan yang membuat kami berpikir menundanya karena akan berefek membatalkan puasanya. Beberapa penundaan lain yang kami berikan karena alasan kesibukan orangtua. Dampaknya sedikit buruk karena si adik sempat menjadi ragu kembali untuk berani sunat. Akhirnya kami menyetujuinya setelah beberapa penundaan yang justru kami berikan pada sang anak. Kami sepakat untuk melaksanakan kemauannya tepat di hari ulang tahunnya yang ke-9 walaupun itu bukan hari libur sekolah dan hanya berjarak lima hari setelah kepulangan saya dari tugas di luar negeri selama 4 bulan. Lagi-lagi, itu kami lakukan sebagai salah satu penghargaan kepada anak dalam membuat keputusan atas dirinya, meskipun masih ada sedikit penawaran dari kami terkait jam pelaksanaan. Si adik yang menghendaki sunat pagi hari kami janjikan untuk menundanya sore hari setelah kami bersama-sama menjemput sang kakak dari sekolah.
Juga sebagai suatu pemahaman bagi si adik bahwa kakaknya yang telah menjanjikan hadiah juga pastinya berkeinginan mengantarkan adiknya kerumah sunat semarang. Kami juga mengingatkan kepada si kecil bahwa sesuai pengalaman kakaknya dulu, banyak peserta sunat yang mendaftar jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan bahkan sebulan sebelum pelaksanaan, sehingga kita harus memastikan bahwa pada waktu yang dikendaki sang dokter siap bertugas. Kembali kesepakatan dibuat dengan tetap menghargai keputusan anak, pagi kami mendaftar untuk pelaksanaan di sore hari. Tetap dukung mereka menjelang dan pada saat pelaksanaan Yang harus diingat adalah bahwa anak tetaplah anak yang walaupun berani membuat keputusan untuk dirinya tetapi bisa menjadi ragu seketika karena entah faktor apa. Hal ini sempat terjadi kepada si kakak yang walaupun mengatakan berani tetapi sempat terlihat wajah cemasnya sebelum memasuki ruangan. Saya yang juga menyimpan berbagai perasaan mencoba tetap bersikap tenang, menyembunyikan kecemasan diri, dan menumbuhkan kembali keberaniannya, ”Paling sakitnya saat disuntik seperti digigit semut, sebentar saja. Lagian kalau dihipnotis nanti Kakak bisa merasa seperti sedang asyik sepedaan.” (Pada masa itu si anak memang sedang suka bersepeda keliling perumahan). ”Nanti Bapak yang nungguin di dalam, Ibu di luar bersama adik, karena adik masih kecil tidak boleh ikut masuk.” (Padahal ibunya yang tidak tega jika harus mendampingi.) Terbukti, sounding semacam ini berhasil. Anak keluar ruangan dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Perawat segera menyodorkan obat penahan nyeri untuk langsung diminum. Dalam perjalanan pulang, si kakak bercerita bahwa dia tidak merasakan sakit bahkan dia merasa baru selesai bermain bola dan mampu membuat beberapa kali gol ke gawang lawan. Tak lama berselang dia menceritakan kebahagiaannya saat sedang disunat oleh dokter sunatnya tapi seolah sedang bermain bola. Bahkan sekejap kemudian diapun tertidur, mungkin efek dari obat yang baru saja diminumnya. Belajar dari pengalaman anak pertama, maka kami juga memberikan sugesti-sugesti positif secara terus-menerus pada anak kedua. Kami katakan bahwa adik sudah lebih besar dibandingkan kakak saat dia sunat, pastinya adik lebih berani. Si kakak juga turut membantu memotivasi adiknya dengan menceritakan keberhasilan dan kenangan indahnya saat sunat dulu. Hasilnya positif, no problem at all. Si adik keluar dari ruang sunat dalam kondisi sehat, segar bugar. Bahkan tukang parkir di luar gedung mengira yang habis menjalani sunat saat itu adalah sang kakak yang besar tubuhnya setara dengan anak-anak lain yang baru sunat. Sementara si adik tetap berjalan dengan gagah seolah tidak terjadi apapun sebelumnya pada dirinya. Tentu saja masih banyak afirmasi-afirmasi positif lain yang bisa dilakukan orang tua terhadap putra-putranya yang akan disunat. Kesemuanya bisa dilakukan dengan menyesuaikan kondisi kesiapan sang anak. Nah, tunggu apa lagi?.
RUMAH SUNAT SEMARANG
Jl tlogosari raya 1 no 65
semarang
081.565.29661
081.6699.761
081.6699.149
0881.3934.355
www.sunatsemarang.com
www.sunatindonesia.com
www.infosunatsemarang.com
www.dokterpras.com
www.infokhitan.com