SunatSemarang.com – Hari Raya Haji atau Idul Adha adalah salah satu momen paling mulia dalam kalender Islam. Tidak hanya identik dengan ibadah kurban, hari besar ini juga diawali dengan shalat sunnah yang sangat dianjurkan bagi seluruh umat Muslim. Shalat tersebut ialah shalat sunnah Idul Adha atau sering disebut shalat sunnah Raya Haji.
Shalat ini bukan hanya menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga merupakan wujud rasa syukur atas nikmat dan pengorbanan. Dilakukan dengan cara bersama-sama di masjid.
Disisi lain shalat sunnah Hari Raya Haji memiliki tata cara, waktu pelaksanaan, dan adab tersendiri yang perlu diketahui. Hal ini dilakukan agar ibadah ini bisa dikerjakan dengan benar dan penuh keberkahan.
Mari pelajari panduan lengkapnya agar shalat Raya Haji kita semakin bermakna dan sesuai tuntunan sunnah.
Apa Itu Shalat Sunnah Raya Haji?
Shalat sunnah Raya Haji adalah nama lain dari shalat Idul Adha. Shalat ini dilakukan dua rakaat pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah. Ibadah ini termasuk sunnah muakkadah, yaitu ibadah yang sangat dianjurkan dan telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah ﷺ. Meski tidak wajib, shalat ini memiliki kedudukan istimewa dalam Islam.
Selain sebagai bentuk ketaatan, shalat Raya Haji juga menjadi simbol persatuan umat Muslim. Momen ini dimanfaatkan untuk berkumpul, bertakbir bersama, serta mendengarkan khutbah yang mengingatkan pentingnya ketakwaan dan pengorbanan.
Keutamaannya sangat besar, termasuk menjadi bagian dari amal yang dicintai Allah di hari-hari terbaik dalam Islam, yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjah.
Baca Juga: Cara Tawaf Sunnah Umroh – Tata Cara, Doa, dan Keutamaannya!
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Shalat Sunnah Raya Haji
Shalat sunnah Raya Haji dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah, setelah matahari terbit setinggi tombak hingga sebelum masuk waktu zuhur. Waktu ini dikenal sebagai waktu afdhal atau paling utama untuk mengerjakan shalat Idul Adha.
Disunnahkan agar tidak melaksanakannya terlalu pagi sebelum waktu yang ditentukan, demi mengikuti tuntunan Nabi Muhammad ﷺ.
Tempat terbaik untuk melaksanakan shalat sunnah ini adalah di tanah lapang atau lapangan terbuka, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Namun jika kondisi tidak memungkinkan, seperti hujan atau keterbatasan tempat, maka boleh dilakukan di dalam masjid.
Shalat ini dilakukan tanpa adzan dan iqamah, langsung dimulai dengan takbiratul ihram dan dilanjutkan dua rakaat shalat serta khutbah setelahnya. Suasana kebersamaan dan semangat pengorbanan sangat terasa dalam momen ini, sehingga menjadi momen ibadah yang penuh makna bagi umat Muslim.
Tata Cara Shalat Sunnah Raya Haji
Agar pelaksanaan shalat Idul Adha sah dan sesuai sunnah Rasulullah ﷺ, penting untuk mengetahui tata caranya secara benar. Mulai dari niat, jumlah takbir, hingga urutan rakaatnya, semua memiliki panduan tersendiri yang telah dicontohkan oleh Nabi.
Agar pelaksanaan cara shalat sunnah Raya Haji sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ, berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
- Niat dalam Hati – Shalat dimulai dengan niat yang tulus dalam hati untuk melaksanakan shalat Idul Adha karena Allah SWT.
- Takbiratul Ihram – Setelah niat, lakukan takbiratul ihram seperti shalat biasa sambil mengangkat kedua tangan.
- Takbir Tambahan – Pada rakaat pertama, disunnahkan membaca 7 kali takbir setelah takbiratul ihram. Di sela-sela takbir, disarankan membaca dzikir seperti Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar.
- Membaca Surah Al-Fatihah dan Surah Pendek – Setelah takbir, baca surah Al-Fatihah, lalu diikuti surah pendek. Biasanya dianjurkan membaca Surah Al-A’la (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى).
- Rukuk dan Sujud seperti Biasa – Lanjutkan dengan gerakan shalat seperti biasa hingga berdiri kembali untuk rakaat kedua.
- Takbir Tambahan Rakaat Kedua – Pada rakaat kedua, bacalah 5 kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah. Iringi dengan dzikir di antara takbir.
- Membaca Al-Fatihah dan Surah – Setelah takbir, baca kembali surah Al-Fatihah dan surah pendek. Disunnahkan membaca Surah Al-Ghasyiyah (هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ٱلْغَـٰشِيَةِ).
- Rukuk, Sujud, dan Salam – Lakukan gerakan rukuk, sujud, duduk tahiyyat, dan akhiri dengan salam seperti shalat biasa.
- Mendengarkan Khutbah Id – Setelah shalat, imam akan menyampaikan khutbah. Dianjurkan untuk mendengarkan khutbah dengan khusyuk karena itu bagian dari sunnah.
Baca Juga: Cara Niat Puasa Sunnah Arafah dan Panduan Menjalankannya!
Keutamaan Shalat Sunnah Raya Haji
Shalat sunnah Idul Adha bukan sekadar ibadah tahunan, tetapi juga bentuk syiar Islam yang sangat dianjurkan. Rasulullah ﷺ sendiri tak pernah meninggalkannya setiap Idul Adha. Melaksanakan shalat ini menunjukkan kepatuhan seorang hamba pada perintah Allah, sekaligus memperkuat ikatan sosial antar sesama Muslim. Keutamaannya tidak hanya bersifat spiritual, tapi juga sosial dan emosional.
Berikut beberapa keutamaan dari shalat sunnah Idul Adha:
1. Menghidupkan Sunnah dan Meneladani Rasulullah ﷺ
Shalat Idul Adha adalah salah satu sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Beliau selalu menunaikannya, bahkan memerintahkan seluruh kaum Muslimin baik laki-laki, perempuan, hingga yang sedang haid (yang tidak ikut shalat) untuk keluar menyaksikan syiar Islam ini.
Dengan melaksanakan shalat sunnah ini, seorang Muslim ikut menghidupkan sunnah Rasul dan meneladani tata cara ibadah beliau secara langsung.
2. Meraih Pahala Berlimpah di Hari Raya Terbesar
Hari Idul Adha disebut sebagai salah satu hari yang paling mulia dalam Islam. Pahala yang Allah berikan di hari itu sangat besar bagi mereka yang melaksanakan ibadah dengan penuh keikhlasan, termasuk shalat sunnah raya haji.
Pahala dari dua rakaat shalat Id lebih besar dari dunia dan seisinya, terlebih jika dilakukan berjamaah, disertai dengan takbir, dan mendengarkan khutbah dengan penuh khusyuk.
3. Membangun Ukhuwah dan Merayakan Kebersamaan Umat
Shalat Idul Adha tidak hanya bernilai ibadah personal, tetapi juga sosial. Ibadah ini dilaksanakan secara berjamaah, biasanya di lapangan atau masjid besar, sehingga mempertemukan umat Islam dari berbagai latar belakang.
Momen ini mempererat tali silaturahmi, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan memperkuat persatuan umat. Di tengah semangat pengorbanan yang diusung oleh Idul Adha, shalat sunnah ini menjadi simbol nyata solidaritas dalam Islam.
Kesalahan Umum Saat Shalat Hari Raya Haji
Dalam pelaksanaan shalat sunnah raya haji, ada beberapa kesalahan yang sering terjadi dan sebaiknya dihindari agar ibadah berjalan sempurna:
- Tidak Melakukan Takbir Tambahan – Takbir tambahan selama shalat adalah bagian penting yang membedakan shalat hari raya dengan shalat biasa. Mengabaikan takbir ini berarti melewatkan sunnah yang dianjurkan Rasulullah ﷺ.
- Tidak Hadir Mendengarkan Khutbah – Setelah shalat, khutbah adalah bagian yang tidak terpisahkan. Banyak yang langsung pulang atau meninggalkan area sebelum khutbah selesai, padahal khutbah mengandung nasihat dan petunjuk penting.
- Lupa Adab Sebelum Shalat – Adab seperti memakai pakaian bersih, berwudhu dengan sempurna, dan menunggu waktu shalat dengan sabar sangat dianjurkan. Melupakan hal ini bisa mengurangi kesempurnaan ibadah dan keberkahan yang didapat.
Menghindari kesalahan-kesalahan ini akan membantu Anda menjalankan shalat hari raya haji dengan lebih khusyuk dan penuh pahala.
Siapkan Ibadah Hari Raya Haji dengan Tubuh dan Jiwa yang Suci di Rumah Sunat Semarang
Merayakan Idul Adha dengan sempurna tak hanya soal ibadah shalat sunnah, tapi juga kesiapan fisik dan spiritual. Salah satu bentuk penyucian diri yang disunnahkan dalam Islam adalah khitan atau sunat, terutama bagi anak laki-laki.
Di Rumah Sunat Semarang, kami hadir untuk membantu Anda dan keluarga mempersiapkan diri secara lahir dan batin, termasuk melalui layanan sunat modern yang nyaman dan minim nyeri. Cocok bagi Anda yang ingin menjadikan momen Hari Raya Haji sebagai awal pembaruan diri.
📍 Alamat: Jl. Tlogosari Raya 1 No. 65, Semarang
📞 Konsultasi & Pendaftaran: 081.6699.761 / 081.6699.149
🌐 Info lebih lengkap: sunatsemarang.com