Berdasarkan hasil penelitian tentang manfaat sunat yang disampaikan dalam jurnal mikroBiology, para ilmuan tersebut menyatakan bahwa jumlah bakteri yang ada disekitar penis pria yang disunat akan mengalamai penurunan jumlah sehingga resiko untuk terinfeksi HIV menjadi lebih rendah.
Dengan menggunakan metode sunat terbaru dalam penganalisaan penemuan ini, diperoleh bahwa dari sebanyak 156 pria dewasa yang ada di Uganda yang telah disunat pada saat menjadi bahan penelitian dalam hal ini. Meskipun tidak didapatkan jumlah yang signifikan pada pengurangan jumlah bakteri disekitar penis antara sebelum dan setelah disunat, tetapi selama 12 bulan kemudian didapatkan hal yang cukup menarik dimana jumlah bakteri yang dapat bertahan dalam kondisi beroksigen rendah lebih sedikit dan bakteri yang membutuhkan oksigen menjadi lebih banyak.
Umumnya pria yang disunat memiliki jumlah bakteri 33{58b277f0b5769ce76967808d9bdfab4e91371cafe7a87c9874c2d09eb420b99d} lebih rendah dibanding dengan pria yang tidak disunat, sehingga berpengaruh pada kemampuan tubuh dalam melawan pengaruh infeksi. Seperti pada kulit tubuh manusia, permukaan penis pria akan mengaktifkan sel Langerhans yang bertindak sebagai pertahanan pertama dari virus dan patogen yang akan menyerang tubuh manusia.
Pada penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa sunat memberikan perubahan populasi bakteri, misalnya di dalam usus manusia, akan memberi dampak pada risiko penderita obesitas yaitu proses pencernaan akan menjadi lebih cepat sehingga tubuh manusia akan semakin gemuk. Hasil penelitian lain tentang sunat juga menemukan kaitan yang kuat antara komunitas mikroba dengan faktor risiko kanker, asma, serta penyakit-penyakit kronis lainnya.